Monday, October 09, 2006

Ramadhan

Bulan Ramadhan bagi kaum muslim adalah bulan yang suci. Berbagai tindakan
dan sikap banyak yang berubah atau setidaknya menjadi lebih sabar. Namun ada
yang terlupa, yaitu sikap mawas akan diri sendiri dan lingkungan. Berbagai
sedekah, kebaikan, menahan lapar memang sudah seharusnya dilakukan disamping
kegiatan utama, yaitu Sholat 5 waktu, namun terkadang kita lupa
memperhatikan bagaimana kita memperhatikan sekitar kita.

3 days ago, ketika saya bersama rekan-rekan alumni kuliah sedang berkumpul
di Parkir Timur Senayan (Parkit), mengenang masa-masa kuliah, kami
membicarakan hal-hal yang tinggi. Namun kami terlupa dan terlena, bagaiman
kehidupan sosial kami telah berubah. Dan pada akhirnya terbukti. Saat kami
bergerak keluar melalui pintu 1 Senayan (ada 4 kendaraan), saat mengantri
tiket, ada seorang ibu-ibu (sekitar 40-50-an), yang bodohnya saya lagi tidak
mawas akan lingkungan, yang mengetuk jendela mobil kami (saya dan teman
saya). Kami kira hanya seorang pengemis belaka, dan secara reflek kami
memang menyediakan uang ribuan yang ditujukan memang untuk mereka.

Namun ternyata kami salah, dan salahnya kami sudah terlambat untuk
menyadari. Saya sempat memperhatikan sekilas mengapa ibu-ibu tersebut
memperhatikan kami sedemikian tajam, dan mengapa mata saya tertuju kepada
beliau yang melihat kita dengan pandangan aneh. Kendaraan kami bergerak maju
meninggalkan pos 1, namun mata saya masih mengikuti gerak-gerik ibu
tersebut. Saya perhatikan secara detail (entah mengapa saya melakukannya),
dan saya kaget melihat ibu-ibu tersebut tidak berpenampilan sebagai seorang
pengemis namun sebagai seorang ibu yang kebingungan, dengan mengenakan baju
yang rapi, membawa tas khas ibu-ibu dari kulit berwarna hitam, dengan 2
kantong plastik berisi kotak makanan sterofoam dan botol merk Aqua masih
tersegel yang mungkin dibawa pulang untuk cucu tercintanya (memang, di
sekitar Parkir Timur Senayan ada sebuah acara).

dan saya teringat serta langsung menyadari, bahwa ibu tadi mengetuk jendela
kami mungkin untuk meminta tolong atau sejenisnya, bukan untuk meminta uang.
Betapa bodohnya diri saya, dan seketika saya merasa bersalah sekali. Jika
saja waktu bisa diulang, atau ada kesempatan bertemu ibu tersebut sekali
lagi, saya ingin meminta maaf. Karena kami meninggalkan seorang ibu di
tengah malam (sekitar jam 10:30-an malam) dimana angkutan umum sudah mulai
jarang. Ada kemungkinan ibu tersebut minta diantarkan ke alamat rumahnya
karena ketidak tahuan atau ketakutan akan lingkungan.. Astagfirullah......
Jahatnya kami, jahatnya diri saya..

Ya Allah, maafkan kami ya Allah. Maafkan kami karena kami ternyata belum
bisa melihat lingkungan sekitar kami sendiri. Kami terlalu berorientasi
kepada diri sendiri. Puasa, dan puasa. Menahan lapar namun tiada makna jika
tanpa ibadah vertikal dan horizontal.




___________________________________________________________
All new Yahoo! Mail "The new Interface is stunning in its simplicity and ease of use." - PC Magazine
http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html

Wednesday, September 27, 2006

Puasa

Masuk ke bulan yang dirindukan ini, terasa berkah sekaligus berbagai macam
godaan bermunculan. Dikatakan berkah karena pada bulan ini saya kembali
teringat kepada Allah setelah sekian lama terlena dengan kesibukan diri saya
akan duniawi.

Saya katakan berkah, karena pada puasa ini godaan dan ujian menerpa diri
saya berulang kali, dimulai dari kondisi keuangan hingga masalah pribadi.
Tapi Alhamdulilah semua bisa dikendalikan dan diselaraskan lagi.

Semoga saja dalam puasa ini, satu keinginan saya yaitu agar bisa bersama
dengan pasangan saya yang kini jauh bisa dikabulkan Allah SWT. Doakan saya
yah para pembaca.

Dan selamat puasa bagi yang menjalankannya.




___________________________________________________________
All new Yahoo! Mail "The new Interface is stunning in its simplicity and ease of use." - PC Magazine
http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html

Thursday, August 10, 2006

Renungan bagi yang sibuk berkarir

Dari seorang teman kudapat cerita ini

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Imron singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Rudi.
Tetapi Imron tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa......."
Kesabaran Rudi pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Rudi.
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"Iya, iya, tapi buat apa ?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga.
Tiga puluh menit aja... Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000,- makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Imron polos.

Rudi pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Saturday, August 05, 2006

Little mafia in Jakarta

"Preman" was an idiot phrase from "Freeman" that means someone who has been
free to do anything, feel no guilty when he/she did something wrong. That
phrase, in Indonesia identically to criminality people that has reach the
outlaw area. Means, they have power to override the law in an area or
country, no afraid to the police or other law enforcement.

And what happened in Jakarta especially, "preman" was become legal because
they have public legal organization (or minimal they have social acceptance
and have much "mass" member), based on their ethnic or religion to do
anything that they are true.

They called their self as forum, alliance or another idiot name that decline
the true meaning of its name, or their based name's meaning. Many of forum
member become arrogant to other when they have simple conflict. They count
on their mass power pressuring the others that make afraid to them. They get
their cars the sticker that they member of that forum and drive them so
arrogant without afraid the police to stop their idiot actions. They take
"paid" from many people business and they could hurt people if people didn't
do what they want. They become a little mafia and become outlaw. There's no
of their leader can be caught by Indonesian Law Enforcement.

People become afraid and this may harm the nation because when people feel
that they are cannot do anything, they become aggressive and could be
unpredictable. This was happened when they break down Soeharto's Power (2nd
President of Indonesian Republic that gain his power at least 32 years since
communists rebellion in 1966s ~ that still doubtful about its real fact).

And the clash between these idiot forum and people that don't like them
happened. It could disturb reconciliation the idiom of nation that
difference of ethnics, and religion could be united in Indonesia. We also
had bad experience about the clash by rush in Ambon that give many of
casualties.

By this blogs, I really ask for Indonesian Law Enforcement and to the other
(good Indonesian People), don't ever afraid to these idiot forums that they
are very naïf and have double standard that they can do which the others
cannot. We all must empower our self whenever the law enforcement cannot
reach them.

Thursday, July 13, 2006

Sarinah.. One of tourists destination in Jakarta

One day, me with my friends in a way back to our campus from Soekarno Hatta
International Airport, we stop by in Sarinah, Thamrin, one of the famous
places as tourist's destination to get shop in Lotus Department Store.
Before we went there, we got some meal in Food Court in basement of Sarinah
Building. We had hoped to get some nice meal, but our hope just disappeared
just in time we got in there.

Dark, cold, many of fly and cockroach, few of cats spread and placed
everywhere. The toilete has flood and some of hand wash was stuck. Gosh, it's
very dirty. Why the famous place in Jakarta is so dirty like that? What kind
of policy in Tourism Department that let Sarinah became so dirty like that?

Tuesday, July 11, 2006

Soekarno Hatta International Airport

Bandara International Soekarno Hatta, harus merubah pandangannya mengenai
konsep sebuah bandara International karena bandara International merupakan
salah satu gate atau gerbang bagi pariwisata Republik Indonesia.
Memang sih, skarang pusat pariwisata mancanegara di Indonesia terpusat di
Bali dan Bali sendiri sudah mempunyai bandara Internasional sendiri yaitu
Ngurah Rai. Akan tetapi salah satu kelebihan daripada Soekarno Hatta Int'
Airport adalah letaknya di sisi barat dari ibukota negara, sekaligus kota
bisnis terbesar di Indonesia sehingga diharapkan selain para pelaku usaha
datang ke Jakarta untuk melakukan penanaman modal, juga sekalian untuk
berwisata di seluruh tempat di wilayah RI.

Akan tetapi, sejak dibukanya regulasi mengenai penerbangan nasional, wajah
bandara boleh saya katakan menjadi kumuh karena adanya perang tarif sehingga
bahkan mendekati biaya kereta api eksekutif dan pelayaran nasional. Memang
bagus ide penerbangan murah, namun kultur dari masyarakat kita yang
"sa'karepe dewe" alias seenaknya sendiri menyebabkan bentuk dari penerbangan
tersebut menjadi jatuh. Perilaku orang yang datang untuk terbang dengan
penerbangan murah secara umum menjadi berkurang kualitasnya. Bisa dilihat
saat terjadi peak season atau liburan yang banyak terjadi delay, dimana
seakan-akan bandara menjadi stasiun kereta api terkadang menjadi pasar mini.
Kumuh. Konsep-konsep inilah yang harus di benahi oleh pihak manajemen
Bandara Internasional Soekarno Hatta dalam hal ini PT. Angkasa Pura II.

Konsep utama adalah harus adanya ruang tunggu atau space khusus untuk calon
penumpang agar "kesakralan" dari bandara kembali seperti semula. Yah,
kembali lagi pada konsep awal dari bandara ini, yang masih menggunakan
paradigma bahwa bandara hanya sekedar stasiun bagi pesawat. Sehingga saat
jumlah penumpang dan calon penumpang sudah meningkat, kapasitas yang ada
tidak memadai lagi untuk tempat seluruh penumpang yang menunggu jadwal
pesawat atau delay mampu ditampung dalam lokasi khusus dimana terdapat suatu
konsep Entertainment One Stop Shopping dengan ditunjang oleh bus feeder dari
lokasi tersebut ke terminal tujuan.

Thursday, July 06, 2006

Studying case of ANTV

In a last few week, my team was very confused about ethical business lecture
which have been choosen by our lecturer to analyze case of ANTV. I googling
and by Yahoo to find the answer, but didn't find any clue everywhere. Today
is our time to presentate with a few of data. Just collected from any online
local media and analyze. God, help us because this will affect to our score.
Huhuhuhu......

Monday, July 03, 2006

The accounting

Gosh,
After learning about Accounting using with Excel (I'd never had good score
about accounting before) rite now it has finished yet.
Rite now I'm very hungry and ready to eat everything (",) that I can eat.

Relationship between low consumption car with the accident

Traffic Jam is the major problem in Jakarta. Many major have been changed
and changed but the problem cannot be solved for a long this time because
the root cause of problem did not touch yet. And with low gas consumption
issues, motorcycle became a king in the road of Jakarta. In car category,
there are so many city car which so famous because its low petrol
consumption and trend was shifted from big passenger car (like Kijang, Kuda)
become small and in the last of 90 decades, we called it for City Car (which
started from first generation of Honda City, followed by Toyota Soluna).

Low consumption petrol engine (Car and Motorcylce which started from Honda
SupraX PGM-FI ~ the first generation mass production motorcycle in Indonesia
which using Fuel Injection) become king of the road, and speed will not be
the first criteria which consumer find to. But, the vehicle needs were not
followed by engagement of Traffic rule by driver as pre-criteria to have the
license.

Find some answer for these, maybe the instance of traffic department must
increase their condition for making of new license. As I describe before,
many driver didn't have any condition having license, but they got!!! Why
can they get it? Everyone knows that there is so easy to make new license
because there's only little test for having new license. And the test itself
didn't touch the basic criteria of driving, which is the emotional or some
expert people said as Psychological test.

That's for legal test, and we know about some people using third party which
there is no need for particular test for having the license. I don't know if
this is illegal or legal, but this becomes a normal and the result of this,
so many driver which should not drive the vehicle, got the license and then
they drive without any of discipline.

Where' the wrong of these? From the department, the driver itself, or the
system?? Only time will answer of this.

Sunday, July 02, 2006

abnormal disease due to wheater rapid change

This day, is very tired day (or because I have not enough time to rest?) for
me. Why? Because, I went to a mall with my friend in purpose to do our job
for our college, just collecting some of questioner. Finding some of people
that count in our criteria to fill the questioner or just answer the
question about Slimming Product (it could be some kind of food, exercise
tools and product, or natural exercise).

Suddenly I'd received a message from my mom that my little nephew getting
hot in daylight (she has got sick since 7 days ago with her body is hot.
Sometimes after take a parasetamol pill, her temperature came down. But in a
time it raise anymore. Has checked in famous hospital in Karawaci, Tangerang
and the doctor's conclusion was she got some virus but not kind of bleeding
cold (Demam Berdarah) or parathypus. Oh God, I ran my car after finish my
job to the hospital with my friend. She agreed to come with me, and want to
see my nephew too.

Afterwards, I got my own conclusion about her illness. I think because of
the weather rapid change in Jakarta. In a week, it could be very hot day, or
became rainy without notice. And because she's still very young (still cute,
2 years old), her body cannot hold the changes. Well, because I'm getting
sick too also with my mom, but not getting hot. Just cough since 5 weeks ago
and getting better now.

Cough and flu became some kind of famous illness in Jakarta right now. The
weather cycle has been changed, maybe because of Merapi eruption, or Glass
house effect? Who knows? I'm just afraid if the condition in the movie "The
day after tomorrow" became happened. I cannot imagine if it happened now.
What a scary thing that I could imagine..

Family Abuse due our ego..

After watching football that Brazil must be eliminated by Thiery Henry in France vs. Brazil match, at 2 am (wow.. I had never done that just for watching a match), I opened my notebook and remember about my friend's mail yesterday. She sent about the story of family abuse to the children. Damn, what a good story with the children they did as an object of family abusing. The point is not what they did, but the problem that may happen to us.

I think when we knew about that, we just only can say: "That is sick parents" or "Oh God, an insane family", etc. But when it happened to us, hmmm.. I think you all when you became a parent of your children, cannot avoid that. I know that we work to gain our income to be saved for the future plan, like built a family or if we have, to prepare our children future. But, when our plan have been disturbed by a kid (our kid(s) maybe), sometimes evil run on us and we cannot what is rite or what is wrong. That's our ego. Am I rite?

Berkendara di Jakarta

Di Jakarta, sebagai ibukota RI, kebutuhan akan kendaraan yang irit (sepeda motor adalah salah satu cara terbaik untuk masalah ini dengan harga yang rendah serta dapat dipergunakan oleh semua orang) meningkat dengan cukup drastis sesuai dengan pendapatan yang masih belum cukup merata dan pendapatan tersebut juga mulai tergerus oleh kebutuhan-kebutuhan yang lain. Dan akibat kebutuhan akan kendaraan jenis tersebut cukup meningkat, produsen juga meningkatkan penjualannya sehingga produksi sepeda motor di Indonesia “meledak”. Akan tetapi, peningkatan tersebut kemudian beriringan dengan meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya, konflik antar pengguna, dan lain sebagainya. Mengapa??

Karena pemerintah yang ada saat ini, khususnya instansi yang terkait dengan masalah lalu lintas menjadi sangat lembek. Apapun kejadian yang ada kemudian ditolerir. Dan itu jika dirunut dari masalahnya adalah pemberian Driving License (SIM) yang terlalu dipermudah dan sangat murah. Seharusnya sebagai Surat Izin, SIM ini khususnya SIM C (karena banyak peminatnya dimana juga sangat banyak terjadi kecelakaan) harusnya melalui pemeriksaan yang sangat ketat termasuk dengan harga yang mahal. Harga mahal bukan untuk dikorupsi atau dijadikan “bancakan” politik instansi tersebut karena harus masuk ke dalam kas Negara. Harga mahal untuk dijadikan semacam rintangan agar masyarakat atau orang-orang yang memang tidak mampu secara psikologis untuk mengendarai kendaraan tidak boleh mendapatkan Izin. Tapi yang ada sekarang adalah semua orang bisa mendapatkan SIM tersebut.

Para pejabat bisa katakana bahwa pelanggaran lalu lintas banyak terjadi pada pengendara sepeda motor, namun mereka tidak memahami akar permasalahannya (atau memahami namun tidak mau bertindak karena adanya konflik kepentingan ~ Conflict of Interest ? Who know ?)

Disamping para pejabat instansi yang terkait, adalah orang tua yang harusnya menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Banyak terlihat bahwa untuk memanjakan anak-anaknya, orang tua membelikan mereka sepeda motor, padahal secara teori umur tidak masuk dalam orang yang mampu mengendalikan emosi dalam berkendara.

Saya pernah mengalami konflik dengan pengendara sepeda motor, dimana kendaraan tua saya di serempet oleh sepeda motor dan mengakibatkan pengendara tersebut jatuh. Padahal jika dirunut dari peristiwanya, pengendara tersebut memaksakan kehendaknya untuk masuk ke dalam situasi dimana sebenarnya sudah tidak memungkinkan lagi, yaitu kepepet antara 2 kendaraan. Mungkin pemikirannya adalah : “Kan saya mau lewat dan saya naik sepeda motor, pasti pengendara mobil harus ngalah”. Yang menjadi masalah adalah kendaraan saya sudah tidak dapat bergerak menghindar karena juga ada pengendara sepeda motor lainnya pada jalur dan situasi yang tepat, sehingga jika saya menghindar jelas pasti harus menabrak sepeda motor lainnya. Nah, suatu hal lucu (sebenarnya tidak lucu karena menyangkut psikologis) terjadi yaitu si pengendara motor bangun dan langsung mau memukul saya sambil kata-kata binatang keluar dari mulutnya. Jika saya emosi yang ada kami pasti berkelahi di tengah jalan, namun saya memilih untuk menahan emosi dan langsung membekuk dirinya. Dan setelah saya telusuri lebih lanjut mengenai dirinya, ternyata dia masih kelas 2 SMA dimana seharusnya secara teori tidak boleh mendapatkan SIM karena belum cukup umur, dan dengan melihat perilaku dirinya, harusnya juga tidak diperbolehkan.

Kasus lain lagi adalah pengendara sepeda motor pasti cenderung untuk melanggar lalu lintas, terutama Traffic Light. Kenapa? Saya melihat sendiri, bagaimana mereka dengan perlahan-lahan sambil melirik kiri kanan langsung tancap gas padahal belum ada haknya untuk lewat dari lampu yang menyala merah. Dan saya melihat sendiri di beberapa tempat, pengendara seperti itu mendapatkan ganjaran bukan berupa tilang namun langsung merapat ke rumah sakit karena tabrak lari. Mereka langsung berjalan karena merasa perempatan sepi dan tanpa mereka sadari ada kendaraan lain (mobil atau bus atau bahkan sepeda motor lainnya dari arah traffic yang lain) sedang melaju kencang, dan terjadilah tabrakan langsung. Kalau sudah begini, jelas sekali (menurut saya) yang salah adalah pengendara motor pelanggar lalu lintas, dan si pengendara tersebut harusnya tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi baik secara materiil maupun moril, bahkan harusnya ditindak pidana karena dirinya membahayakan orang lain. Apa akibatnya jika yang terjadi dia bukan ditabrak, tapi karena pengendara lain kaget melihat adanya pelanggar tersebut, kemudian membanting arah kendaraannya dan menabrak warung penuh orang?

Berarti apa yang salah? Sistem lalu lintas, orang atau memang tiada yang salah dalam hal ini? Mungkin dapat menjadi pandangan tambahan.

Saturday, July 01, 2006

Starting my post

Here, after watching German vs. Argentina in SCTV, i created these blog to support my daily activity...

Gosh, i really like to make a new blog.. But, sometimes ~ maybe ~ i'll write it down in Indonesian Lang, or English, or both of them... If i had a time for that...

Right now, i really cannot handle my time coz of my study as post graduate student.