Thursday, July 13, 2006

Sarinah.. One of tourists destination in Jakarta

One day, me with my friends in a way back to our campus from Soekarno Hatta
International Airport, we stop by in Sarinah, Thamrin, one of the famous
places as tourist's destination to get shop in Lotus Department Store.
Before we went there, we got some meal in Food Court in basement of Sarinah
Building. We had hoped to get some nice meal, but our hope just disappeared
just in time we got in there.

Dark, cold, many of fly and cockroach, few of cats spread and placed
everywhere. The toilete has flood and some of hand wash was stuck. Gosh, it's
very dirty. Why the famous place in Jakarta is so dirty like that? What kind
of policy in Tourism Department that let Sarinah became so dirty like that?

Tuesday, July 11, 2006

Soekarno Hatta International Airport

Bandara International Soekarno Hatta, harus merubah pandangannya mengenai
konsep sebuah bandara International karena bandara International merupakan
salah satu gate atau gerbang bagi pariwisata Republik Indonesia.
Memang sih, skarang pusat pariwisata mancanegara di Indonesia terpusat di
Bali dan Bali sendiri sudah mempunyai bandara Internasional sendiri yaitu
Ngurah Rai. Akan tetapi salah satu kelebihan daripada Soekarno Hatta Int'
Airport adalah letaknya di sisi barat dari ibukota negara, sekaligus kota
bisnis terbesar di Indonesia sehingga diharapkan selain para pelaku usaha
datang ke Jakarta untuk melakukan penanaman modal, juga sekalian untuk
berwisata di seluruh tempat di wilayah RI.

Akan tetapi, sejak dibukanya regulasi mengenai penerbangan nasional, wajah
bandara boleh saya katakan menjadi kumuh karena adanya perang tarif sehingga
bahkan mendekati biaya kereta api eksekutif dan pelayaran nasional. Memang
bagus ide penerbangan murah, namun kultur dari masyarakat kita yang
"sa'karepe dewe" alias seenaknya sendiri menyebabkan bentuk dari penerbangan
tersebut menjadi jatuh. Perilaku orang yang datang untuk terbang dengan
penerbangan murah secara umum menjadi berkurang kualitasnya. Bisa dilihat
saat terjadi peak season atau liburan yang banyak terjadi delay, dimana
seakan-akan bandara menjadi stasiun kereta api terkadang menjadi pasar mini.
Kumuh. Konsep-konsep inilah yang harus di benahi oleh pihak manajemen
Bandara Internasional Soekarno Hatta dalam hal ini PT. Angkasa Pura II.

Konsep utama adalah harus adanya ruang tunggu atau space khusus untuk calon
penumpang agar "kesakralan" dari bandara kembali seperti semula. Yah,
kembali lagi pada konsep awal dari bandara ini, yang masih menggunakan
paradigma bahwa bandara hanya sekedar stasiun bagi pesawat. Sehingga saat
jumlah penumpang dan calon penumpang sudah meningkat, kapasitas yang ada
tidak memadai lagi untuk tempat seluruh penumpang yang menunggu jadwal
pesawat atau delay mampu ditampung dalam lokasi khusus dimana terdapat suatu
konsep Entertainment One Stop Shopping dengan ditunjang oleh bus feeder dari
lokasi tersebut ke terminal tujuan.

Thursday, July 06, 2006

Studying case of ANTV

In a last few week, my team was very confused about ethical business lecture
which have been choosen by our lecturer to analyze case of ANTV. I googling
and by Yahoo to find the answer, but didn't find any clue everywhere. Today
is our time to presentate with a few of data. Just collected from any online
local media and analyze. God, help us because this will affect to our score.
Huhuhuhu......

Monday, July 03, 2006

The accounting

Gosh,
After learning about Accounting using with Excel (I'd never had good score
about accounting before) rite now it has finished yet.
Rite now I'm very hungry and ready to eat everything (",) that I can eat.

Relationship between low consumption car with the accident

Traffic Jam is the major problem in Jakarta. Many major have been changed
and changed but the problem cannot be solved for a long this time because
the root cause of problem did not touch yet. And with low gas consumption
issues, motorcycle became a king in the road of Jakarta. In car category,
there are so many city car which so famous because its low petrol
consumption and trend was shifted from big passenger car (like Kijang, Kuda)
become small and in the last of 90 decades, we called it for City Car (which
started from first generation of Honda City, followed by Toyota Soluna).

Low consumption petrol engine (Car and Motorcylce which started from Honda
SupraX PGM-FI ~ the first generation mass production motorcycle in Indonesia
which using Fuel Injection) become king of the road, and speed will not be
the first criteria which consumer find to. But, the vehicle needs were not
followed by engagement of Traffic rule by driver as pre-criteria to have the
license.

Find some answer for these, maybe the instance of traffic department must
increase their condition for making of new license. As I describe before,
many driver didn't have any condition having license, but they got!!! Why
can they get it? Everyone knows that there is so easy to make new license
because there's only little test for having new license. And the test itself
didn't touch the basic criteria of driving, which is the emotional or some
expert people said as Psychological test.

That's for legal test, and we know about some people using third party which
there is no need for particular test for having the license. I don't know if
this is illegal or legal, but this becomes a normal and the result of this,
so many driver which should not drive the vehicle, got the license and then
they drive without any of discipline.

Where' the wrong of these? From the department, the driver itself, or the
system?? Only time will answer of this.

Sunday, July 02, 2006

abnormal disease due to wheater rapid change

This day, is very tired day (or because I have not enough time to rest?) for
me. Why? Because, I went to a mall with my friend in purpose to do our job
for our college, just collecting some of questioner. Finding some of people
that count in our criteria to fill the questioner or just answer the
question about Slimming Product (it could be some kind of food, exercise
tools and product, or natural exercise).

Suddenly I'd received a message from my mom that my little nephew getting
hot in daylight (she has got sick since 7 days ago with her body is hot.
Sometimes after take a parasetamol pill, her temperature came down. But in a
time it raise anymore. Has checked in famous hospital in Karawaci, Tangerang
and the doctor's conclusion was she got some virus but not kind of bleeding
cold (Demam Berdarah) or parathypus. Oh God, I ran my car after finish my
job to the hospital with my friend. She agreed to come with me, and want to
see my nephew too.

Afterwards, I got my own conclusion about her illness. I think because of
the weather rapid change in Jakarta. In a week, it could be very hot day, or
became rainy without notice. And because she's still very young (still cute,
2 years old), her body cannot hold the changes. Well, because I'm getting
sick too also with my mom, but not getting hot. Just cough since 5 weeks ago
and getting better now.

Cough and flu became some kind of famous illness in Jakarta right now. The
weather cycle has been changed, maybe because of Merapi eruption, or Glass
house effect? Who knows? I'm just afraid if the condition in the movie "The
day after tomorrow" became happened. I cannot imagine if it happened now.
What a scary thing that I could imagine..

Family Abuse due our ego..

After watching football that Brazil must be eliminated by Thiery Henry in France vs. Brazil match, at 2 am (wow.. I had never done that just for watching a match), I opened my notebook and remember about my friend's mail yesterday. She sent about the story of family abuse to the children. Damn, what a good story with the children they did as an object of family abusing. The point is not what they did, but the problem that may happen to us.

I think when we knew about that, we just only can say: "That is sick parents" or "Oh God, an insane family", etc. But when it happened to us, hmmm.. I think you all when you became a parent of your children, cannot avoid that. I know that we work to gain our income to be saved for the future plan, like built a family or if we have, to prepare our children future. But, when our plan have been disturbed by a kid (our kid(s) maybe), sometimes evil run on us and we cannot what is rite or what is wrong. That's our ego. Am I rite?

Berkendara di Jakarta

Di Jakarta, sebagai ibukota RI, kebutuhan akan kendaraan yang irit (sepeda motor adalah salah satu cara terbaik untuk masalah ini dengan harga yang rendah serta dapat dipergunakan oleh semua orang) meningkat dengan cukup drastis sesuai dengan pendapatan yang masih belum cukup merata dan pendapatan tersebut juga mulai tergerus oleh kebutuhan-kebutuhan yang lain. Dan akibat kebutuhan akan kendaraan jenis tersebut cukup meningkat, produsen juga meningkatkan penjualannya sehingga produksi sepeda motor di Indonesia “meledak”. Akan tetapi, peningkatan tersebut kemudian beriringan dengan meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya, konflik antar pengguna, dan lain sebagainya. Mengapa??

Karena pemerintah yang ada saat ini, khususnya instansi yang terkait dengan masalah lalu lintas menjadi sangat lembek. Apapun kejadian yang ada kemudian ditolerir. Dan itu jika dirunut dari masalahnya adalah pemberian Driving License (SIM) yang terlalu dipermudah dan sangat murah. Seharusnya sebagai Surat Izin, SIM ini khususnya SIM C (karena banyak peminatnya dimana juga sangat banyak terjadi kecelakaan) harusnya melalui pemeriksaan yang sangat ketat termasuk dengan harga yang mahal. Harga mahal bukan untuk dikorupsi atau dijadikan “bancakan” politik instansi tersebut karena harus masuk ke dalam kas Negara. Harga mahal untuk dijadikan semacam rintangan agar masyarakat atau orang-orang yang memang tidak mampu secara psikologis untuk mengendarai kendaraan tidak boleh mendapatkan Izin. Tapi yang ada sekarang adalah semua orang bisa mendapatkan SIM tersebut.

Para pejabat bisa katakana bahwa pelanggaran lalu lintas banyak terjadi pada pengendara sepeda motor, namun mereka tidak memahami akar permasalahannya (atau memahami namun tidak mau bertindak karena adanya konflik kepentingan ~ Conflict of Interest ? Who know ?)

Disamping para pejabat instansi yang terkait, adalah orang tua yang harusnya menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Banyak terlihat bahwa untuk memanjakan anak-anaknya, orang tua membelikan mereka sepeda motor, padahal secara teori umur tidak masuk dalam orang yang mampu mengendalikan emosi dalam berkendara.

Saya pernah mengalami konflik dengan pengendara sepeda motor, dimana kendaraan tua saya di serempet oleh sepeda motor dan mengakibatkan pengendara tersebut jatuh. Padahal jika dirunut dari peristiwanya, pengendara tersebut memaksakan kehendaknya untuk masuk ke dalam situasi dimana sebenarnya sudah tidak memungkinkan lagi, yaitu kepepet antara 2 kendaraan. Mungkin pemikirannya adalah : “Kan saya mau lewat dan saya naik sepeda motor, pasti pengendara mobil harus ngalah”. Yang menjadi masalah adalah kendaraan saya sudah tidak dapat bergerak menghindar karena juga ada pengendara sepeda motor lainnya pada jalur dan situasi yang tepat, sehingga jika saya menghindar jelas pasti harus menabrak sepeda motor lainnya. Nah, suatu hal lucu (sebenarnya tidak lucu karena menyangkut psikologis) terjadi yaitu si pengendara motor bangun dan langsung mau memukul saya sambil kata-kata binatang keluar dari mulutnya. Jika saya emosi yang ada kami pasti berkelahi di tengah jalan, namun saya memilih untuk menahan emosi dan langsung membekuk dirinya. Dan setelah saya telusuri lebih lanjut mengenai dirinya, ternyata dia masih kelas 2 SMA dimana seharusnya secara teori tidak boleh mendapatkan SIM karena belum cukup umur, dan dengan melihat perilaku dirinya, harusnya juga tidak diperbolehkan.

Kasus lain lagi adalah pengendara sepeda motor pasti cenderung untuk melanggar lalu lintas, terutama Traffic Light. Kenapa? Saya melihat sendiri, bagaimana mereka dengan perlahan-lahan sambil melirik kiri kanan langsung tancap gas padahal belum ada haknya untuk lewat dari lampu yang menyala merah. Dan saya melihat sendiri di beberapa tempat, pengendara seperti itu mendapatkan ganjaran bukan berupa tilang namun langsung merapat ke rumah sakit karena tabrak lari. Mereka langsung berjalan karena merasa perempatan sepi dan tanpa mereka sadari ada kendaraan lain (mobil atau bus atau bahkan sepeda motor lainnya dari arah traffic yang lain) sedang melaju kencang, dan terjadilah tabrakan langsung. Kalau sudah begini, jelas sekali (menurut saya) yang salah adalah pengendara motor pelanggar lalu lintas, dan si pengendara tersebut harusnya tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi baik secara materiil maupun moril, bahkan harusnya ditindak pidana karena dirinya membahayakan orang lain. Apa akibatnya jika yang terjadi dia bukan ditabrak, tapi karena pengendara lain kaget melihat adanya pelanggar tersebut, kemudian membanting arah kendaraannya dan menabrak warung penuh orang?

Berarti apa yang salah? Sistem lalu lintas, orang atau memang tiada yang salah dalam hal ini? Mungkin dapat menjadi pandangan tambahan.

Saturday, July 01, 2006

Starting my post

Here, after watching German vs. Argentina in SCTV, i created these blog to support my daily activity...

Gosh, i really like to make a new blog.. But, sometimes ~ maybe ~ i'll write it down in Indonesian Lang, or English, or both of them... If i had a time for that...

Right now, i really cannot handle my time coz of my study as post graduate student.