Thursday, August 10, 2006

Renungan bagi yang sibuk berkarir

Dari seorang teman kudapat cerita ini

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Imron singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Rudi.
Tetapi Imron tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa......."
Kesabaran Rudi pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Rudi.
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"Iya, iya, tapi buat apa ?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga.
Tiga puluh menit aja... Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000,- makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Imron polos.

Rudi pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Saturday, August 05, 2006

Little mafia in Jakarta

"Preman" was an idiot phrase from "Freeman" that means someone who has been
free to do anything, feel no guilty when he/she did something wrong. That
phrase, in Indonesia identically to criminality people that has reach the
outlaw area. Means, they have power to override the law in an area or
country, no afraid to the police or other law enforcement.

And what happened in Jakarta especially, "preman" was become legal because
they have public legal organization (or minimal they have social acceptance
and have much "mass" member), based on their ethnic or religion to do
anything that they are true.

They called their self as forum, alliance or another idiot name that decline
the true meaning of its name, or their based name's meaning. Many of forum
member become arrogant to other when they have simple conflict. They count
on their mass power pressuring the others that make afraid to them. They get
their cars the sticker that they member of that forum and drive them so
arrogant without afraid the police to stop their idiot actions. They take
"paid" from many people business and they could hurt people if people didn't
do what they want. They become a little mafia and become outlaw. There's no
of their leader can be caught by Indonesian Law Enforcement.

People become afraid and this may harm the nation because when people feel
that they are cannot do anything, they become aggressive and could be
unpredictable. This was happened when they break down Soeharto's Power (2nd
President of Indonesian Republic that gain his power at least 32 years since
communists rebellion in 1966s ~ that still doubtful about its real fact).

And the clash between these idiot forum and people that don't like them
happened. It could disturb reconciliation the idiom of nation that
difference of ethnics, and religion could be united in Indonesia. We also
had bad experience about the clash by rush in Ambon that give many of
casualties.

By this blogs, I really ask for Indonesian Law Enforcement and to the other
(good Indonesian People), don't ever afraid to these idiot forums that they
are very naïf and have double standard that they can do which the others
cannot. We all must empower our self whenever the law enforcement cannot
reach them.