Gw sendiri nyari judul buat nulis ini bingung... soalnya kambing hitam tuh kata kata darimana ya??
Tapi sudahlah.. ga penting dibahas. Tapi pada intinya masih ada hubungannya ama kambing hitam dalam blog terakhir ini.
Seperti yang udah lo pada baca ya, khan sekarang lagi pada hoby nih jatuhin mobil dari gedung (tanpa mengurangi rasa hormat dan duka pada korbannya tentunya lho) atau dari lantai parkiran. Dan kemudian setiap orang merasa menjadi ahlinya bahwa inilah itulah sampai kemudian muncul berbau-bau mistik dengan merk mobil tertentu yang membawa "terbang" penumpangnya ke tanah. Dasar Indonesia...
Dan muncullah yang disebut kambing hitam, yang menganalogikan sebagai pembawa masalah utama, yaitu yang kata pakar-pakar sih.. "harusnya" tembok harus mampu menahan benturan, adanya penahan yang kuat menahan entakan mobil dan lainnya. Tapi ada satu yang ga terpikir yaitu capable ga sih manusianya yang membawa mobil tersebut dalam berkendara atau membawa kendaraannya? Atau istilahnya adalah The man behind the gun. Karena seperti yang kita lihat ya, beberapa yang jatuh sampai membawa korban jiwa tuh justru kendaraan yang terhitung canggih. Ada Cruise Control, ABS, EBD, Air Bag dan seperangkat keamanan lainnya.
Ada yang bilang belasan tahun membawa mobil berarti sudah ahli... weleh.. siapa yang bilang tuh?? Gw cuma bisa katakan, bodoh.. Koq jawaban gw gitu????? Begini... Lu bisa bawa mobil belasan tahun bahkan puluhan tahun, tapi apakah secara emosional lu bisa kendalikan mobil tersebut? Naaaa.... tul khan??
Ada pepatah yang mengatakan "Musuh terbesar adalah diri sendiri". Kita lihat saja penuturan saksi mata salah satu kejadian mobil jatuh yang membawa korban tunggal, dimana driver membawa mundur mobilnya dalam keadaan kencang padahal parkiran kosong dan tidak sedang terburu-buru. Apa yang membuat dirinya mengendarai kendaraan sedemikian kencang di lintasan yang sempit padahal yang dibawa adalah kendaraan gambot alias besar? Menunjukkan keahlian berkendara? Pada sapa? Angin?
Belum lagi kendaraan di lintasan turunan parkiran yang muter, dimana ternyata drivernya masih sangat pemula alias kata para ahli adalah Early Driver. Dan kemudian di kota hujan dimana sebuah mobil box juga pernah jatuh dari parkiran gedung karena merasa dirinya piawai alias jago nyetir.
Emosi mengalahkan segalanya bung !!! Makanya jadilah mobil yang kodratnya di darat jadi pada terbang. Memang sih, dalam hal ini pihak pemilik dan pengelola gedung juga harusnya membuat Preventive Action berupa Fail Safe apabila kondisi-kondisi normal terlampaui, namun hal itu tidak boleh mengurangi kesiapan pengemudi untuk membawa kendaraannya. Memangnya mau maen bom bom car di parkiran? Tubruk sana tubruk sini? Inget saja lho, mobil sekarang tuh bertenaga besar dan berbody kuat semua. Nabrak tembok betonpun juga jebol tuh tembok. Trus, mau dibangun kaya gimana? Benteng? Beton 10 meter? Kalo yang nabrak Jip Humvee yang penuh semen dan ngebut gimana serta berniat bunuh diri gimana? halah... terlihat extrem tapi ini bentuk-bentuk pembenaran argumen yang dasarnya sudah salah.
Pernah liat ga gerbang di setiap gerbang tol selalu ada beton besar yang bentuknya landai ke atas. Kenapa demikian? Karena jika ada mobil / bus / truk yang nyelonong, menabrak beton tersebut. Jikapun beton tersebut tidak kuat menahan tumbukan tersebut, telah dipastikan bahwa yang menumbuk akan "melompat" ke atas sehingga memberi waktu kepada petugas tol untuk mencari tempat perlindungan yang baik. Coba bayangkan jika cuma beton tebal tegak lurus tapi yang nabrak bus besar? Apa ga jadi perkedel dengan segera tuh petugas tolnya?
Eh gw ga ngebela arsitek yang bangun, ataupun pemilik gedungnya lho coz dengan adanya mobil terbang itu berarti Fail safe mereka ga berguna dong. Tapi inget, Fail Safe tuh memiliki toleransi atau batasan. Jika mobil dipergunakan ngebut / kencang bukan pada lintasannya, kira-kira potensi kecelakaan tuh besar apa kecil ya?? Silahkan pembaca jawab sendiri. Jika diliat dari contoh gerbang tol sebelumnya, bayangkan jika betonnya sudah sesuai tapi yang nabrak truk molen pengaduk semen yang ngebut (yang harusnya ga bole ngebut).
Ada lagi nih yang lucu mengenai kambing hitam. Baru baru ini ada kejadian mobil terbalik setelah menabrak separator busway. Hmmm.. Kebalik... Dan 3 penumpangnya tewas setelah TERLEMPAR keluar dari kendaraan diantaranya adalah driver dan sebelahnya. Ditenggarai menghindari patroli atau razia petugas. Bisa terlempar tuh gimana?? Khan ada Safety Belt? Belum lagi lokasi separator tersebut yang tidak terputus putus dari ujung ke ujung dan lokasi kecelakaan berada ditengah-tengah jalan. Tuh separator sejak dibangun sampai sekarang perasaan ga pindah-pindah deh. Ada lagi, di kawasan Senayan ada pengendara sepeda motor terjungkal karena separator busway. Nah, ini lagi nih... Perasaan ada aturan sepeda motor harus berada di lajur kiri, sedangkan busway di lajur paling kanan. Trus? Koq bisa terjungkal? Blum lagi yang ada mobil yang terperosok juga karena separator saat keluar dari tol.
Sebelumnya ditanyakan dulu aja... Keluar tol tuh kecepatannya berapa? Sempet ngeliat spion ga? Lho?? hubungannya apa ya?
Gini.. Kalo lu yang nyetirnya bener sesuai aturan, kaidah dan etika di dunia persupiran.. halah... kalo ngeliat lalu lintas disamping pake tuh yang namanya kaca spion. Bukannya karena takut kapak merah, trus dilipet. Kalo ga keliatan, yah ngerem, ga perlu sambil ngebut takut jalanan di depan disalip sehingga masih ada waktu buat ngeliat kedepannya apakah ada halangan atau tidak di depan mobil. Atau dengan kata lain lebih waspada dengan sekitarnya, bukan takabur ama "lamanya" diri lu jadi driver coz seperti yang gw tulis di atas... Bukan lamanya jadi driver tapi kemampuan mengalahkan ego dan nafsu diri sendiri.
Contoh lain mengenai kambing hitam yang aneh bin ajaib adalah selalu menyalahkan rem yang blong jika terjadi kecelakaan. Tanyakan dulu ke drivernya, apakah dia tau kalo remnya bermasalah? Karena driver yang baik pasti mengenali kendaraannya yang tiap hari dirinya kendarai. Sejauh mana kemampuan kendaraannya terhadap kemampuan Driving Style-nya? Mumpuni atau tidak? Itu banyak yang terlupa oleh setiap driver yang katanya "professional" atau canggih dan mereka terlena dengan Senioritas dari driver.
Knapa gw nulis ini?? Karena opini yang berkembang tuh, baik secara media cetak, televisi maupun mailing list.. Semuanya mencari kambing hitam tapi ga ada yang mau menyalahkan diri sendiri. Padahal, kembali kata pepatah "The Man behind The Gun". Sebaik alat yang dipergunakan, kembali kepada manusia yang mengoperasikannya.
Safe Driving, Safe Many Life
Know your self before conquer the other
Turut berduka cita atas seluruh korban tewas akan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi, semoga menjadi contoh yang baik dan membuka seluruh mata pembaca blog satu ini akan kemampuan pengenalan diri sendiri.